“Seonggok kemanusiaan terkapar. Siapa yang
mengaku bertanggung jawab? Bila semua pihak menghindar, biarlah saya yang
menanggungnya, semua atau sebagiannya…” Rahmat Abdullah
Bismillahi arrahnmaan
arrahiim...
Assalaamu’alaikum warahmatullah
wa barakaatu.
Adik-adikku,
Bersyukur ALLAH masih
menetapkan kalian untuk tetap berjuang di sini, di Foristek. Masih mau
bermanfaat melayani kebutuhan saudara-saudaranya di teknik, walau mesti
berkorban harta, tenaga, pikiran, dan perhatian.
Dan sekarang saatnya kalian
bertransformasi. Dari kaki-kaki menjadi kepala-kepala dari perjuangan ini. Ini
menjadi sesuatu yang lain, Dik. Sekarang ada adik-adik yang harus kalian
tunjukkan arah, kalian bimbing, dan kalian tuntun. Untuk kemudian mewujudkan
satu mimpi besar. Mimpi kalian bersama.Kalian bukan lagi yang diperhatikan
tetapi kalianlah yang memperhatikan yang lain, kalian tidak lagi dimengerti,
tetapi mengerti orang lain.
Dan perjuangan kalian ke
depan tak ubahnya tongkat estafet, yang semula kami pegang lalu kami gilirkan,
demi teknik yang lebih baik. Agar kalian belajar dari kesalahan-kesalahan kami,
lalu menjadi agen perbaikan. Besar harapan kami kepada kalian yang akan
meneruskan mimpi-mimpi kami yang tidak sempurna. Demi goresan sejarah kalian
yang membawa perbaikan, buatlah episode-episode yang indah yang akan kalian
kenang dikemudian hari.
Berpegang teguhlah kepada
allah swt, karena sesungguhnya sumber dari segala sumber kebenaran adalah
ALLAH Azza Wa Jalla. Karena kami tahu niat bersih kalian hanya untuk menolong
agama allah swt. Bukankah Allah SWT telah
berfirman dalam QS. 47:7, “In tanshurullah yanshurkum wayutsabbit aqdaamakum”
(Jika engkau menolong Allah, Allah akan menolongmu dan meneguhkan pendirianmu).
Hendaklah kalian bersabar, ibarat
kita sedang naik perahu di tengah kabut. Kita tidak tahu seberapa jauh lagi
jarak kita ke daratan. Mungkin di antara kalian akan ada yang tidak sabar
kemudian mundur. Hanya kesabaranlah yang mengiringi sampai hilangnya kabut.
Yang membuat kita bersemangat adalah telah jelasnya daratan yang kita tuju.
Ketahuilah bahwa anak forum
Foristek merupakan orang-orang yang “dilihat” dan “dinilai” oleh warga teknik.
Untuk itu, berusahalah untuk jadi sosok yang patut diteladani. Yang baik
akhlaknya, baik akademiknya, baik prestasinya. Karena tidak bisa kita
menjadikan mahasiswa lain baik , jika kita tidak berusaha untuk memperbaiki
diri
Adikku, ujian komitmen,
kesabaran, dan kejujuran akan senantiasa hadir dalam perjalanan ini. Memang
tidak mudah. Maka genggamlah terus tangan saudaramu. Tapi putra genggam putra,
putri genggam putri yak. Jangan putra genggam putri (kalo belum halal)!
Pastikan kalian bersama-sama mengakhiri seperti waktu kalian mengawali.
Terdengar mustahil? Insya allah bisa kalau kalian semua diselubungi ukhuwah dan
niat kepadanya.
Jadikanlah Foristek kembali
mandiri secara ekonomi. Jangan jadikan uang sebagai alasan kalian tidak
melakukan ini atau itu. Karena pemuda hanya butuh semangat dan belajar untuk
mewujudkan semua mimpi-mimpinya.
Hargai saudaramu, sekecil
apapun amanahnya. Karena mereka adalah malaikat kecil yang diutus allah untuk
menemanimu dalam mengarungi bahtera jalan juang kedepan. Hindari perdebatan,
walaupun kamu memiliki hak untuk itu dikarenakan pendapatmu lebih baik. Jangan
pernah memaksakan keinginan individu dalam menjalankan amanah, karena allah
hanya akan memberikan yang kita butuhkan bukan kita inginkan. Cintailah
saudaramu secara sederhana karena suatu saat dia akan manjadi lawanmu dan
Bencilah saudaramu secara sederhana karena suatu saat dia akan menjadi sahabat
dekatmu. Tidak dikatakan bersahabat dekat jika belum bisa mencintai saudaramu
layaknya mencintai dirimu sendiri.
Dik, bukanlah perjuangan ini
diteruskan jika kalian tidak belajar dari kesalahan-kesalahan kami. Maka janganlah
kalian jatuh ke lubang yang sama. Dan jadilah generasi yang lebih baik lagi.
Karena kalian adalah pejuang-pejuang yang ada untuk kebaikan, dan untuk
perbaikan.
Tulisan ini ada, bukanlah
karena kami lebih baik atau lebih pintar. Tulisan ini ada hanya karena kami
lebih dulu berada di medan yang sama, dan berharap kalian kelak lebih baik dan
lebih pintar daripada kami. Perjuangan pasti berlanjut, Dik! Hanya tinggal
apakah kalian mau atau tidak menjadi bagian dari perjuangan ini. Mendapat
pahala dari medan ini. Sungguh apa yang kami
lakukan masih begitu kecil. Masih sedikit bahkan terlalu sedikit dibandingkan
dengan apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu dan penyeru di jalan dakwah
ini. Memang belumlah berarti apa-apa, namun yang sedikit ini begitu berarti
dibandingkan dengan tidak melakukan apa-apa sama sekali padahal kita mengetahui
kewajiban dan keharusan untuk menyeru di JALAN ini.
Terima kasih untuk
kontribusi setahun kemarin. Dan semoga sukses selama setahun ke depan. Teruslah
buat bangga rasullulah saw.Terima kasih kalian mau meneruskan mimpi-mimpi yang belum
sempurna ini. Semoga allah meridhoi apa-apa yang kalian lakukan. Karena tanpa
ridhonya, segalanya menjadi tidak berharga...dan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar