Menapaki
langkah di ujung tertinggi Sumbar merupakan pengalaman perdana di saat liburan
semester GANJIL (semoga liburan yang tidak ganjil).Pengalaman sangat berharga
yang ditunggu – tunggu kehadirannya 2 tahun yang lalu.Impian yang ku tuliskan
didinding kamar kost.Hadir bersama keluarga terbaru yang selalu oprimist dan
semangat terbarukan.Acara yang dihelat oleh keluarga besar laboratorium energi
terbarukan dan surya adalah pelantikan asisten baru tepat diketinggian 2891
mdpl.
Gunung merapi menjadi saksi atas pencapaian ketujuh pemuda tangguh dan tanggung(berbagai versi).Sejarah pertama asisten LETS ekspansi acara pergi blusukan ke alam yang terbentang indah di nagari adat bersandi sarak,sarak bersandi kitabullah.Meskipun pada kesempatan teristimewa,tidak menghadirkan personil lengkap,dikarenakan suatu hal dan lainnya.
Titik
awal pendakian ini adalah dari desa Koto Baru yang terletak dipinggir jalan
antara Bukittinggi dan Padang Panjang. Gunung Marapi merupakan salah satu
gunung api yang aktif untuk kawasan Sumatera.Sang surya telah tenggelam, menandakan
star awal kami untuk melangkah, dinginnya malam menjadi teman kami diperjalan
yang menantang maut, dengan penyinaran seadanya yaitu lampu headlamp dan
seonggok senter ba’da pelantikan kemah bakti mahasiswa.Setengah perjalanan
rinai hujan menyambut dan kami memutuskan mendirikan kemah disalah satu tempat
camp bernama pintu angin.
Kemah yang cukup untuk 3 orang, kami paksakan
melebihi kapasitas yang semestinya, 7 orang jejaka masuk dan bercengkrama di
kemah 1,5 m x 1,5 m.Seperti ikan asin yang dijemur kami menghabiskan malam
dengan tidur sejenak.Aroma mistis terasa dengan wewangian yang menyengat
hidung, beberapa diantara kami merasakan aroma bawang putih dan asam, kalo gw
merasa bau ketek..haha..tapi beneran sepertinya, kemungkinan itu menandakan
makhluk lain yang bermukim dan menghuni wilayah tersebut, bahkan sempat kami
dikagetkan dengan hentakan dan goyangan kemah yang begitu deras.Saat itu
suasana mencekam, kami saling berpelukan seperti pelukan teletubies.(oke gw
ngarang)
Karena
baru pertama kali mendaki gunung ada beberapa hal/ilmu baru, contohnya kita
sesama pendaki apabila bertemu diperjalanan harus memanggil dengan sapaan
pak(laki-laki),ibu(untuk perempuan),tidak ada panggilan untuk kaum yang
berpindah gender. Meskipun gw masih perjaka tulen , tetep juga harus dipanggil
bapak tepatnya calon bapak..Serta kita harus berhati-hati dengan candaan serta
sikap takabur, intinya etika saat mendaki harus dijaga, seperti buang air,
buang sampah, buang angin , buang pacar dan buang-buangan lainnya, maupun saat
kita makan tetap dengan etika, pake tangan kanan.Disarankan jangan membawa
telur, baik direbus , digoreng mata sapi , serta jenis-jenis telur lainnya yang
tidak bisa saya sebutkan satu per satu.Karena telur adalah makanan favoritnya.(nya=mahkluk
gunung)
Bagi
kami yang berangkat menaklukan gunung marapi, ada 2 hal yang menjadi ciri khas
pendaki ,yang pertama menikmati pemandangan dan yang kedua berkembang biak(gw
gak ngerti dengan ini).Setelah di bawah dan melihat pendaki yang
berpasang-pasangan dan gw baru sadar akan hal itu.(hehe menurut @da emil.)
Disaat
kami tiba di cadas (daerah terbuka dengan medan batu-batuan
dan pasir hasil letusan gunung Marapi) yang beberapa meter lagi menuju gurun
padang pasir, seorang dari kami mulai menampakkan keletihan yang sangat
mendalam, terhentilah sejenak langkah kami di cadas yang penuh dengan bebatuan bentukan
erupsi dari gunung merapi beberapa tahun yng lalu.sehingga kami teringat sebuah
kata-kata:
“Saat kita telah berkomitmen,hiraukan rasa
lelah itu.
Biarkan lelah itu lelah dengan sendirinya.”-Rizki Amsor-
Biarkan lelah itu lelah dengan sendirinya.”-Rizki Amsor-
Istirahat di cadas
“Tak ada
puncak kepuasan ,sebelum ujian
kesabaran
serta letih ditaklukkan”-Rizki Amsor-
Setelah melewati Cadas
kita akan melihat sebuah tugu yang bernama " Tugu Abel " sebuah tugu
yang di buat untuk memperingati Abel Tasman yang melakukan penyelamatan pada
pendaki perempuan saat letusan Gunung Marapi
Tugu Abel
Tidak
kalah mencekamnya, kami dikagetkan dengan cuaca yang tak bersahabat serta kabut
yang menutupi pemandangan,jarak pandang kira2 10 m.kami memutuskan untuk turun
gunung,namun kejadian aneh menghampiri.titik kordinat kami melenceng dari yang
semestinya,kami sempat berlama-lama berjalan disekitar tugu abel ini.
Saat
kenangan yang tak terlupakan ini saya kembali teringat tentang sebuah
mimpi/impian.Untuk hal ini saya menjadi teringat sebuah video motivasi mas
danang, tuliskan impian mu jangan sampai hilang begitu saja. Dan saya lakukan
dengan cara yang diajarkannya, tuliskan dan tempel dimana kamu dapat selalu
melihatnya.Suatu saat nanti mimpi-mimpi akan terwujud satu demi satu, sehingga
yang kau dapati adalah coretan-coretan yang menandakan bahwa kita telah
mencapai targetan tersebut.dan saat catatan ini tertulis, mendaki gunung merapi
adalah salah satu impian ku saat 6 bulan hinggap di negeri alam takambang jadi
guru.
Menatang
dunia diatas awan, kami bawakan sebuah semangat yang akan selalu bersama terus
menaklukan impian-impian kita.Karena kita mempunyai semangat yang selalu baru
yaitu Semangat Energi Terbarukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar