11 Januari 2014

Cintailah sang pencipta cinta


Ada apa dengan cinta?
Setiap insan yang hidup pasti menginginkan dan mendambakan suatu kehidupan yang bahagia, tentram, sejahtera, penuh dengan keamanan dan ketenangan atau bisa dikatakan kehidupan yang diselimuti cinta.Namun tengoklah sejenak kedalam diri, merefleksi tentang hakekat cinta yang sebenarnya.
Sesungguhnya sebuah kehidupan yang baik, yang dibangun diatas rasa cinta dan kasih, tentu sangat berarti dan bernilai. Betapa tidak, bagi seorang yang bergejolak hati dan pikiran tak terkendali pun perlu perhatian lebih dengan sentuhan cinta.
Cinta ada karena ada yang menciptakannya, meskipun kebanyakan kita yang menganalogikan bahwasanya cinta hanya lingkup sesama makhluk, baik itu sesama insan serta harta benda yang dimiliki.Sesuatu pemahaman yang dangkal, ketika yang semua kita nikmati saat ini tak kita sadari yang bersumber dari sebuah cinta sang pencipta terhadap mahkluknya
Sesungguhnya hakekat kehidupan adalah suatu kehidupan yang dilandasi cinta dari Allah subhanahu wata'ala Pencipta alam semesta ini. Yakni sebuah kehidupan yang dirihdoi Allah, yang mana para pelakunya/orang yang menjalani kehidupan tersebut senantiasa berusaha dan mencari keridhoan Allah .
Kita awali semua perbuatan dan tindak tanduk kita semata-mata itu karena cintanya kita kepada maha pemilik cinta. Ada kebutuhan yang seharusnya  dipenuhi  agar tidak terlepasnya cinta sang pencipta ke kita dan kita sepenuhnya tidak menduakannya.
Selama ini kita telah banyak menduakannya, lebih terkonsentrasi cinta keduniawian yang seakan membuat kita lelah untuk terus mengurusi dan mencari,kita sering tenggelam dengan kecintaan tersebut.Sungguh cinta itu melelahkan, karena kita mencintai sesuatu yang lemah. Orang tua, suami, istri, anak, harta, pendidikan dan jabatan semuanya itu lemah. Manusia biasa yang pasti mati suatu hari nanti.
Kecewa muncul ketika kita bertemu masalah ternyata sandaran atau yang kita cintai, tidak ada untuk mendengarkan keluh kesah kita. Rasa pilu itu besar semakin besar, ketika orang yang kita cintai untuk kita andalkan harus pergi untuk selamanya. Dimanakah cinta yang tak melelahkan itu? Hanya kecintaan kepada sang Pencipta. Dia adalah dzat yang akan mendengarkan keluh kesah kita setiap saat. Dia adalah dzat yang akan hadir setiap waktu. Bahkan Dia akan mendekat lebih dari cara kita mendekat.Seperti firman Allah dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Muslim: Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku bersamanya ketika ia berdzikir kepada-Ku; jika ia berdzikir kepada-Ku dalam dirinya,maka Aku berdzikir kepadanya dalam diri-Ku; jika ia berdzikir kepada-Ku dalam suatu kelompok, maka Aku berdzikir kepadanya dalam kelompok yang lebih baik daripada mereka. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta; jika ia mendekat kepada-Ku sehasta; maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia mendatangi-Ku dalam keadaan berjalan, maka Aku mendatanginya dalam keadaan berlari [Shahih al-Bukhari, VI: 2694; Shahih Muslim, IV: 2061]
Kita akan pasti menemukan yang namanya kekecewaan jikalau segala sesuatu bahkan berlebihan dalam cinta terhadap makhluk, terhadap kesenangan semata yang nyatanya tidak kekal abadi dan semua dapat saja berubah tanpa kita sadari.

          Cinta bertepuk sebelah tangan? Tidak akan terjadi jika kita sungguh mencintaiNya.Cinta yang sejati tanpa meminta balasan karena memang hakekatnya kita lah yang membutuhkannya.Dia tidak akan mati dan meninggalkan kita. Dia akan hadir membimbing kita ke arah jalan yang lurus untuk meraih kemuliaan di dunia dan kemuliaan di hari akhir kelak. Maka cintailah Dia terlebih dahulu dan cintailah mereka karena Nya. Mencintai yang Maha Tinggi itulah keindahan cinta.
Masjid Nurul Ilmi,8 Desember 2013.Saat Mabit Ikhwah LAMDA 2


Tidak ada komentar: