17 September 2017

Bunuh Diri Massal Perguruan Tinggi



Judul yang sangat kontroversial bagi saya seorang netizen yang hanya melihat berita dari sisi pembacaan judul berita, namun mengindahkan isi konten sebenarnya, yang sebagian masyarakat gemar men-share judul berita tanpa membaca isi yang terkandung dan tersirat didalamnya, saya saja cukup kaget ketika judul ini sampai ke saya, disaat pertemuan penting dengan HRD. Waiitt HRD?

APA ITU HRD? Lo siapa emang...


Baik saya akan menjelaskan ini dan perkenalan singkat saya, saya sebagai Management Trainee Batamindo perusahaan bidang jasa pengeloaan Kawasan Industri, disini saya ingin menjelaskan informasi yang saya cukup tersinggung atas berita tidak mengenakan ini.

Intinya sihh bahwa lulusan perguruan tinggi tercipta hanya untuk menjadi kalangan elit, malu untuk turun ke bawah dan takut kotor tangannya ketika berkerja, malu jika penampilan tidak seperti kalangan eksekutif, dan seakan terkesan menjadi manusia yang arogan, ekslusif dengan mengganggap dirinya terpelajar karena sudah menempuh pendidikan tinggi, apalagi yang berstatus perguruan tinggi negeri terkenal, ongehnya(red-sombong) minta ampun.

Perguruan tinggi bunuh diri massal adalah istilah dari puncak gunung es yang lama-lama akan mencair, dikarenakan sebuah berita, baru-baru ini perusahaan raksasa google akan menerima pegawai tanpa harus adanya ijazah, ini berpotensi pada perguruan tinggi itu tidak berguna, tanpa harus ada ijazah, yang terpenting mampu menjalankan tugas dan sesuai yang diinginkan perusahaan.

Namun bagi saya perguruan tinggi itu malah mempercepat untuk berkembang, karena didalamnya ada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.  Jadi bagi dunia kerja dan industri tidak perlu lagi untuk jauh meneliti suatu ilmu pengetahuan yang telah menjadi tanggung jawab perguruan tinggi, industri hanya pengembangan dan menggunakannya yang telah siap.

Penting rasanya menggunakan perguruan tinggi sebagai aset kemajuan sebuah organisasi, baik itu di lingkungan terkecil maupun pada organisasi sebuah perusahaan, meskipun yang dibutuhkan perusahaan Google sebagaI tenaga ahli yang sangat menggeluti di bidangnya, namun ada suatu hal yang berbeda dengan karakter dan Personality dari tingkat dan jenjang pendidikan.

Pertanyaannya apa sih yang membedakannya?

Lagi dan lagi pertanyaannya dari seorang Senior Manager HRD, anda seorang sarjana, maka tunjukan bahwa anda adalah lulusan sarjana. Apa yang membedakan kita seorang sarjana dengan yang lain, Lihat Prestasinya, iya orientasi seorang yang sarjana terletak apa yang bisa iya perbuat , berkarya dan berprestasi.

Namun jangan lupa hakekatnya.

Jangan lupa pesan Tan Malaka,  bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya bercita-cita yang sederhana , maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali., jika seandainya pendidikan tinggi hanya menciptakan manusia yang arogan , angkuh dan masa bodoh terhadap kehidupan sosial masyarakat, perlu adanya kaji ulang apakah yang mempengaruhi tujuan awal pendidikan itu sendiri, ingat ilmu padi, padi berisi tidak berisik semakin berisi semakin menunduk.



CAAMKAN ITU ANAK MUDA..

Tidak ada komentar: