2 Oktober 2016

Cerdas ber-Medsos Untuk Agenda Politik

    
Opini Medsos, www.triaspolitica.net

Perkembangan bidang teknologi semakin hari semakin maju di seluruh dunia dengan fungsinya yang paling sering dan penting untuk memudahkan komunikasi dan sebagai media untuk informasi, sebut saja yang biasa digunakan yaitu internet, tidak dapat kita pungkiri lagi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, telah dimanfaatkan oleh manusia demi kepentingan dirinya, begitu juga dengan secara struktur sosial dan politik masyarakat, semua beriringan dengan kemajuan teknologi, maka kita dapat berbicara dengan masyarakat luas dengan menghubungkan koneksi-koneksi komputer sehingga dapat dipermudah dengan adanya teknologi komunikasi, salah satunya yaitu media sosial.

     Media sosial sudah menjadi suatu kebutuhan sehari-hari bagi sebagian masyarakat dunia, hampir seluruh masyarakat menggunakannya kecuali beberapa kelompok usia yang belum tersentuh oleh teknologi ini, namun secara keseluruhan sudah dipakai dalam hal cara penggunaan dan pemanfaatan secara luas.

     Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial, situs jejaring sosial atau media sosial yang sering digunakan diakses adalah Facebook dan Twitter.

     Oleh karena itu sangat efektif dan efisien dalam memanfaatkan kekuatan media sosial ini dalam dunia politik, memanfaatkan media sosial yang digunakan masyarakat saat ini untuk menjalankan segala agenda perpolitikan nasional maupun lokal untuk mempengaruhi opini publik, dengan media sosial seluruh informasi tersebar dengan cepat dan memberitakan segala aktivitas, namun tentu akan ada dampak baik positif dan negatifnya.

     Dahulu kesadaran politik rakyat terbentuk melalui interaksi sosial, melalui aktivitas sosial dan aktivitas politik terorganisasi dengan cita-cita untuk merdeka. Kini semua dapat dilakukan di media sosial bahkan sampai mampu mobilisasi massa secara besar yang dapat menciptakan radikalisasi dalam gerakan.


     Menurut saya beberapa tahun terakhir secara politik gerakan yang didasari oleh media sosial dengan viral dan arus pemberitaan cepat dapat membuat pergerakan aktivitas sosial secara menyeluruh dengan agenda yang mendukung kegiatan politik dan bahkan dapat mengagendakan menjatuhkan politik beberapa tokoh elit.

     Tak hanya itu, media sosial secara penggunaan yang sebagian besar penggunanya anak-anak muda bahkan dengan sering-nya beraktivitas serta berselancar di dunia maya melalui media sosial, anak muda menjadi target politik dan menjadi ajang pembelajaran politik sehingga anak-anak muda Indonesia dapat melek politik dan mengerti pentingnya politik bagi kelangsungan hidup bernegaara dan berbangsa.

     Media sosial telah menjadi bukti perannya untuk sarana berdiskusi, berbagi dan bertukar informasi, pembentukan opini masyarakat dan mengatasi problematika sosial. Salah satu contohnya mengingatkan kita beberapa tahun lalu dengan Gerakan 1 juta Faceboker mendukung Bibit Chandra pada kasus cicak dan buaya yang di cetuskan dengan  media sosial Facebook, serta fanspage Jonru yang sangat hangat saat pilpres 2014 dan aktivitas sosialnya terhadap masyarakat yang mempunyai pengikut cukup banyak untuk dapat membantu mengatasi perubahan sosial ekonomi masyarakat.    

     Bagi elit politik yang masih muda, ini menjadi ajang alat politik untuk promosi branding diri (Pencitraan) serta menyampaikan visi besarnya untuk perubahan, kita memanfaatkan media massa sebagai bentuk wadah ekspresi karena tak terbatas dengan status sosial, dimana kita tidak harus “menjadi siapa kita” karena seluruh lapisan masyarakat dapat menuangkan ide dan gagasan untuk perubahan.

     Politik dan media seperti ibarat dua sisi mata uang, ia saling berkaitan satu sama lain, namun untuk di media sosial ini merupakan alat kontrol sosial politik. Namun sangat disayangkan ketika media sosial dimanfaatkan oleh beberapa kepentingan politik yang justru membuat kegaduhan secara viral, ini karena butanya pengguna terkait ilmu politik sehingga banyak terjadi penyimpangan opini dan prasangka terhadap dan pemberitaan yang tak adil dan faktual karena setiap kita mampu membuat berita di laman beranda masing-masing pengguna.

     Serta tanpa disadari itu semua terdapat pada kalangan pemuda, yang menyatakan kepeduliannya akan bangsa dan kehidupan masyarakat banyak, dengan sosial kontrol yang dipakai melalui media sosial milik pribadinya, di pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 dan pemilihan Presiden kemarin 2014 sama-sama kita lihat banyak kalangan anak-anak muda bergabung pada komunitas salah satu pendukung calon presiden yaitu Jasmev, setiap hari menggunakan media sosial untuk memujuk hati rakyat.

     Dari semua hal yang dilakukan pada media sosial, perubahan arah politik, kehidupan berbangsa tidak lepas yang mengambil bagian itu adalah beberapa anak muda yang aktif dan visioner, yang segera berpindah dari zona nyamannya untuk sesuatu yang lebih berarti kepada dirinya dan orang lain, maka manfaatkanlah media sosial ini dengan menggiring politik yang sehat dan bermartabat seperti anak muda yang cerdas akan perubahan mendasar bangsanya, meskipun itu dilakukan dengan cara-cara sederhana. Inilah aset itu, inilah politik itu, inilah arti perubahan itu, secara kehidupan inilah yang bersifat dinamis namun harus dikawal dengan baik agar tujuan yang diharapkan baik dilaksanakan dengan cara yang baik, beberapa bulan yang lalu Kapolri menerbitkan surat edaran yang mengatur tentang hate speech yaitu ujaran kebencian di media sosial, dilatarbelakangi selama ini melalui media sosial bermunculan ujaran-ujaran tak pantas dari pembahasan dunia politik yang mendukung untuk menjadi bibit-bibit konflik horizontal di tengah-tengah masyarakat.

     Untuk itu menurut hemat saya pendidikan politik sudah bisa berangsur-angsur ke ranah media sosial yang berimbang tidak hanya fokus pada media massa arus utama yang erat dengan agenda poitik yang memihak dan dapat diboncengi berbagai kepentingan, bila di lihat lebih dalam masa anak-anak muda mampu memberikan warna di ranah politik namun sangat jarang diberi pencerdasan secara intensif, jika itu dimulai maka anaka-anak muda akan memiliki kesadaran politik yang lebih dan akan semakin kritis pada proses berpolitik yang tengah terjadi. Sehingga kedepannya dunia politik dan seperangkat di dalamnya dimudahkan dalam kaderisasi politik secara dini.

#LombaEsaiPolitik


Tidak ada komentar: