Sering kali dalam dauroh/pelatihan , training motivasi , ataupun
pembekalan, kita dipaparkan sebuah ayat yaitu dalam firmanNya: Kuntum khoiro
ummati ukhrijat linnasi (Kamu adalah sebaik-baiknya ummat yang di-tampilkan
untuk ummat manusia. Qs. 3;110). Kita sebagai ummat yang terbaik bukan untuk
disem-bunyikan tapi untuk ditampilkan kepada seluruh ummat manusia. Inilah yang
harus kita gali dan telisik, keistimewaan umat untuk seluruh alam, harus kita
jaga dan pelihara, tak hanya itu maka perlu adanya peningkatan kualitas diri.
Kita
bukan lagi insan yang hanya dimengerti , didengar , dimaklumi, tapi kita yang
menjadi poros penggerak ketika yang lain bungkam, terlena dengan tirani.Mengapa
tidak kita yang menghentakkan sejarah?, jangan kau bermimmpi untuk menaklukkan
dunia sebelum kau taklukan egoisme diri. Semua itu berawal dari“Ibda’ bi nafsik, mulailah
dari dirimu sendiri. Untuk mencapai jenjang kelas tertinggi, harus juga merencanakan
perubahan, dan perubahan itu harus datang dan dimulai dari diri sendiri. Perubahan
sejatinya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi merupakan revolusi kesadaran
yang lahir dari dalam diri.
Maka dari itu “Tugas kita bukan sekedar membaca
sejarah orang lain, namun menciptakan sejarah hidup kita masing-masing!”kita
mulai dari diri sendiri,
Diantara
banyaknya kemiskinan menurut syaik Tarbiyah KH. Rahmad Abdullah yaitu yang paling memprihatinkan adalah kemiskinan azam,
tekad yang kuat, yang sungguh-sungguh. Setelah kita memulai dari diri, lalu
diisi dan dikawal dengan azam, jiddiyah (kesungguh-sungguhan).Tekadkan bahwa kita
bukan lagi orang-orang yang santai, berleha-leha dan berangan-angan.
Jangan sampai kita tersisih sebelum bertanding, menyerah sebelum
mengangkat senjata, harus terjaga ketika yang lain terlelap. Sangat indah
ungkapan Imam Syahid Hasan Al Banna
"Di
dunia ini, dari banyaknya jumlah manusia, hanya sedikit mereka yang sadar. Dan
dari sedikit yang sadar itu, hanya sedikit yang ber-islam. Dari mereka yang
ber-islam, jauh lebih sedikit yang berdakwah. Dari mereka yang berdakwah, jauh
lebih sedikit lagi yang berjuang. Dari sedikit yang berjuang, jauh lebih
sedikit yang bersabar. Dan dari sedikit yang bersabar, hanya sedikit saja
mereka yang sampai akhir perjalanan." - Hasan Al Banna -
Akhirnya
masing-masing kitalah yang akan menciptakan sejarah untuk kita.Tentukanlah
posisi kita dari sekarang.Jadi suporter yang teriak-teriak jika jagoannya kalah
, penunggu keajaiban yang tak punya empati , pembual yang mengigau sambil
berjalan. Maukah kau mengerti? Tidak, itu pilihan. Ya, itu juga pilihan. Keduanya
memiliki efek yang berbeda. Upaya yang berbeda. Dan, tentu saja: masa depan
yang juga sangat sangat jauh berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar