17 Januari 2014

Menyejarah

Sering kali dalam dauroh/pelatihan , training motivasi , ataupun pembekalan, kita dipaparkan sebuah ayat yaitu dalam firmanNya: Kuntum khoiro ummati ukhrijat linnasi (Kamu adalah sebaik-baiknya ummat yang di-tampilkan untuk ummat manusia. Qs. 3;110). Kita sebagai ummat yang terbaik bukan untuk disem-bunyikan tapi untuk ditampilkan kepada seluruh ummat manusia. Inilah yang harus kita gali dan telisik, keistimewaan umat untuk seluruh alam, harus kita jaga dan pelihara, tak hanya itu maka perlu adanya peningkatan kualitas diri.

Kita bukan lagi insan yang hanya dimengerti , didengar , dimaklumi, tapi kita yang menjadi poros penggerak ketika yang lain bungkam, terlena dengan tirani.Mengapa tidak kita yang menghentakkan sejarah?, jangan kau bermimmpi untuk menaklukkan dunia sebelum kau taklukan egoisme diri. Semua itu berawal dari“Ibda’ bi nafsik, mulailah dari dirimu sendiri. Untuk mencapai jenjang kelas tertinggi, harus juga merencanakan perubahan, dan perubahan itu harus datang dan dimulai dari diri sendiri. Perubahan sejatinya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi merupakan revolusi kesadaran yang lahir dari dalam diri.
Maka dari itu “Tugas kita bukan sekedar membaca sejarah orang lain, namun menciptakan sejarah hidup kita masing-masing!”kita mulai dari diri sendiri,
Diantara banyaknya kemiskinan menurut syaik Tarbiyah KH. Rahmad Abdullah yaitu yang paling memprihatinkan adalah kemiskinan azam, tekad yang kuat, yang sungguh-sungguh. Setelah kita memulai dari diri, lalu diisi dan dikawal dengan azam, jiddiyah (kesungguh-sungguhan).Tekadkan bahwa kita bukan lagi orang-orang yang santai, berleha-leha dan berangan-angan.
Jangan sampai kita tersisih sebelum bertanding, menyerah sebelum mengangkat senjata, harus terjaga ketika yang lain terlelap. Sangat indah ungkapan Imam Syahid Hasan Al Banna
"Di dunia ini, dari banyaknya jumlah manusia, hanya sedikit mereka yang sadar. Dan dari sedikit yang sadar itu, hanya sedikit yang ber-islam. Dari mereka yang ber-islam, jauh lebih sedikit yang berdakwah. Dari mereka yang berdakwah, jauh lebih sedikit lagi yang berjuang. Dari sedikit yang berjuang, jauh lebih sedikit yang bersabar. Dan dari sedikit yang bersabar, hanya sedikit saja mereka yang sampai akhir perjalanan." - Hasan Al Banna -
Akhirnya masing-masing kitalah yang akan menciptakan sejarah untuk kita.Tentukanlah posisi kita dari sekarang.Jadi suporter yang teriak-teriak jika jagoannya kalah , penunggu keajaiban yang tak punya empati , pembual yang mengigau sambil berjalan. Maukah kau mengerti? Tidak, itu pilihan. Ya, itu juga pilihan. Keduanya memiliki efek yang berbeda. Upaya yang berbeda. Dan, tentu saja: masa depan yang juga sangat sangat jauh berbeda.

Tidak ada komentar: