20 April 2016

Buah Taqwa


  بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS Ali Imran 102)

Bagaimana setiap kita yang bernyawa pastilah akan merasakan mati, dan modal kita menghadap Allah Swt , adalah dengan ketaqwaan kita, tentunya disetiap kajian, ceramah maupun khutbah, sering kita diajak dan diingatkan untuk bertaqwa kepada Allah Swt dengan sebenarnya. Sebagaimana khatib shalat Jumat mengajak diri khatib dan jamaah shalat jumat, yang ketika itu saya menghadiri Ceramah khutbah dari seorang Murrabbi sekaligus Bapak nya Mahasiswa di lingkungan Fakultas Teknik siapa lagi kalo bukan Wakil Dekan 3 Ust. Rahmadi Kurnia. Dengan bahasa yang halus dan mengalir beliau menyampaikan kajian yang cukup mendalam terkait ibrah, keuntungan dan manfaat yang kita dapatkan didalam ketaqwaan kepada Allah Swt.

Dalam surah At Talaq mengkaji bagaimana ternyata modal yang diharapkan di akhirat kelak, dinyatakan dalam surat ini bagaimana pembalasannya lebih banyak di dunia. Ada kebaikan yang dibalas langsung di dunia, namun tanpa ketaqwaan dan keimanan kepada Allah Swt, kenikmatan itu hanya berada di dunia, tiket perjalanan kita belum cukup untuk perjalanan yang kekal dan panjang itu.

Bagi manusia manapun untuk masuk surga, minimal dia membutuhkan 4 Hal ini: Dia butuh iman: Beriman pada tuhan yang Esa, tidak menyembah berhala, tidak mempercayai manusia sebagai Tuhan, tidak boleh mengimani Yesus sebagai tuhan. Kemudian yang kedua adalah Amal Sholeh (Kebaikan), Ketiga adalah mengajak orang lain pada kebenaran, dan keempat mengajak orang lain dalam kesabaran. 

Meskipun ketiganya kita telah mengamalkan (Suka Beramal Shaleh, Nasihat-menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, tetapi tidak meng-imani bahwa Allah lah tuhan yang seharusnya disembah) maka jika ketiga-tiganya itu kita dapat nilai 100 dari 100, tapi dalam keimanan kita telah gagal dalam administrasinya. Mungkin Saja orang yang kita anggap sangat baik dengan keteladanannya yang mengikuti sifat para nabi, namun dia gagal dalam masalah keimanan. Ketika dianologikan seorang mahasiswa, meskipun kita pintar, baik akhlaknya, mampu dan ahli dalam suatu bidang, namun tidak terdaftar dalam suatu universitas tentu kita tidak akan dapat Ijazah. Jadi syahadat dan beriman kepada tuhan yang maha esa menjadi suatu syarat untuk BEKAL DIAKHIRAT  menuju surganya Allah Swt.

Point-point balasan ketaqwaan dan keimanan kita akan Allah swt berikan bagi mereka hambanya yang dijelaskan pada Surat At Talaq 2-4,

1.      Barang siapa bertaqwa kepada Allah swt niscaya dia akan membukakan jalan keluar baginya,

Maka orang yang bertakwa kepada Allah Swt dan mengutamakan keridhaan Allah dalam semua keadaannya, Allah swt akan membalasnya di dunia dan akhirat. Di antara sekian balasannya adalah Allah Swt berikan jalan keluar dari setiap kesulitan dan kesempitan. Sebagaimana orang yang bertakwa kepada Allah Swt, akan dibukakan jalan keluar baginya, maka orang yang tidak bertakwa kepada Allah, akan terjatuh ke dalam kesempitan, beban dan belenggu yang sulit keluar dan lolos darinya.

2.      Allah Swt akan memeberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.

Berbicara rezeki, makhluk di muka bumi baik itu didasar lautan didalam perut bumi, telah dijamin rezekinya, namaun bagamana tinggal kita saja yang menjeputnya, sangat menarik ketika suatu pelajaran hikmah dapat diambil dari kejadian pengalaman pribadi maupun oran-orang dilingkungan sekitar kita, contohnya saja, pergi haji dengan biaya gratis atas undangan dari kerajaan arab saudi, cerita ini dikisahkan oleh khatib ketika seorang karyawan Unand yg diundang atas permintaan kerajaan saudi untuk Universitas yang langsung direkomendasikan oleh Rektor, hanya karena ketika rektor sering menjumpai beliau penerima hadiah ini rajin shalat berjamaah dimasjid Kampus, Subhannaallah.

3.    Barangsiapa bertaqwa kepada Allah Swt , niscaya dia akan menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.

Banyak dari mahasiswa jika melaksanakan segala urusan baik perkuliahan akademik maupun kegiatan organisasi, belum menyertai Allah Swt dalam setiap aktivitasnya, tapi tidak semua, ada juga dengan ketaqwaannya Allah Swt memastikan janji-janjinya, ini juga menjadi pengalaman dari beberapa sumber ketika suatu aktivis di lembaga kemahasiswaan tidak merasakan kesempurnaan kerja organsasinya kalo akan rapat sebelumnya tidak shalat tahajud, dan hal lainnya ketika allah memudahkan segala urusan kita, baik itu dengan cara yang tidak disangka seperti melunakkan hati dosen pembimbing dan penguji.

Dan balasan ketika diakhirat baru Allah Swt menjelaskan nya pada ayat ke 5, Barang siapa bertaqwa kepada Allah Swt, niscaya Allah Swt akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.
Wallahu a'lam bish-shawabi

14 April 2016

Doktrin Gerakan


“BESOK PADA KULIAH DI JALAN!” kata temen gue. Setelah beberepa hari yg lalu menyempatkan hadir diskusi dengan seluruh lembaga yang dikomandoi sospol BEM universitas
“KULIAH MAH DI DALAM KELAS BRAD, kapan dosen mindahin tu kuliah di jalan?”
“Zaman kekinian (Sekarang) sanak, isu ni dibentuk bagi mereka yg udah nyaman banget di bangku kuliah, dalam kelas, mana ada mahasiswa kampus kita pergi demo berpanas-panassan, dimandikan keringat ke pemerintah atau yg skarang ini ke DPRD? Udah nggak mikirin nasib rakyat lagi. Sibuk di zona nyamannya sebagai mahasiswa.PADAHAL SANAK, kuliah awak ko rakyat yg mansubsidi..”
“Oooh…”, dan waktu itu, gue cuman bisa tersenyum, ngangguk sambil geleng-geleng dugem.Abis itu, ada tanda tanya di kepala gue. Sehingga kita lanjut ke topik-topik diskusi lain sampai waktu nggak mengizinkan kita untuk mengobrol lebih jauh.
**besok, besok lusanya lagi
Ketika berjalan sendirian didalam bus, sejenak pikiran ini menerawang dan membaca meme yang ada di belakang truk pasir, dan terlintas percakapan ku dengan sanak kemarin.aku menyimpulkan setelah Bab 4.Bahwa.
Asumsi semacam itu adalah egois.
Egois sekali kalo memang kita gak mau terlibat untung kepentingan mengingatkan pemerintahan, karena kita dikenal sejak dahulu adalah oposisi jalanan. Akan tetapi egois juga kalo kita menstigma kalo perjuangan mahasiswa Cuma harus berteriak-teriak di depan gedung DPR.
Perjuangan melawan kegelapan tidak sesempit itu, kawan. Kita perlu lihat dari dimensi yang lebih luas. Tanpa bermaksud mengesampingkan manusia-manusia demo ini, ada juga dengan suatu kejadian ketika Presiden / pemimpin datang ke suatu tempat namun tidak disambut dengan baik, ramah dan bersahaja. Alasan kebijakannya tidak memuaskan mungkin saja kajian yang terpesan atau melanjutkan tradisi dengan asumsi sebagian kita yang masih punya nalar. Turun temurun kepala mereka sudah ada di doktrin hal negative, mungkin. Hidup pemimpin, hidup presiden tetap akan bekerja membangun negara walaupun tentu ada kelemahan.Iyaa benar Tapi kita memposisikan bahwa hdup harus saling mengingatkan dan nasehat menasehati secara santun.
Serentetan kegiatan seperti Rumah belajar , Bimbingan belajar ,semacam sekolah terbuka bagi anak-anak yang kurang mampu, juga patut diperhitungkan. Itu belum termasuk bakti sosial atau seminar-seminar keilmuan dan keagamaan sebagai pembentuk karakter kepemimpinan yang mungkin nggak kita dapet saat kuliah biasa. Bahkan hal-hal yang bersifat mementingan diri sendiri—ketertarikan pada kewirausahaan, misalnya—juga kelak punya andil dalam membangun bangsa dengan cara meminimalisasi pengangguran dan manfaat terhadap lingkungan sekitarnya. Menurut gue, kegiatan-kegiatan seperti ini jauh lebih konkret daripada mengutuk kegelapan pejabat-pejabat kita yang, ketika masih mahasiswa pun, berteriak mengutuk seniornya yang udah duluan jadi pejabat. Lagi dan lagi hal diatas memang sudah menjadi kewajiban kita sob yang mana beban masa depan bangsa sudah menjadi kewajiban kita untuk diperbaiki, lagi pula sudah secara kontinyu juga didalam rancangan anggaran dan program kerja setiap unit kegiatan maupun lembaga kemahasiswaan.
Yang pasti loe harus seide dengan gue yang ingin menyuarakan sebuah gagasan bahwa yang namanya kontribusi itu,
  1. Banyak jalannya. Layaknya pepatah banyak jalan menuju surga, allah mengilhamkan sukma kebaikan dan keburukan( as syam: 3) sorry kultum sedikit, intinya, Lakukan aja kebaikan, apapun itu, semampu kita. Seburuk apapun manusia, pasti dia punya kelebihan/kemampuan. Kalau merasa nggak punya kemampuan atau malu melakukan , minimal punya itikad baik, niat yang lurus dan keinginan belajar deh. Lihat lagi apa kelebihan kita, minat juga boleh, lalu asah kelebihan/minat itu agar lebih berguna di masyarakat. Jangan berpikir sempit. Biarkan aja gang yg sempit tapi kita out of the box.

  1. 3 M KATA AA GYM, Mulai dari hal-hal yang kecil, MULAI DARI DIRI SENDIRI DAN MULAI SAT INI JUGA.  Lihat sekeliling kita. Apakah ada yang bisa kita lakukan? Seberapa lama kita menghabiskan waktu bersama keluarga? Seberapa sering kita tersenyum dan menyapa tetangga? Kapan terakhir kali kita mengucapkan terimakasih kepada satpam kampus, sopir BUS KAMPUS yang biasa nganter kuliah tiap hari, dan penjaga SPBU tiap isi bensin? Atau APATIS level tingkat tinggi, semoga tidak.
Kalo elu termasuk orang yang pemalu atau rada gengsi, senyum juga udah termasuk kontribusi untuk bangsa, lho. Senyum menimbulkan perasaan nyaman di hati, apalagi kalau senyum kita dibales sama orang lain.Senyum mah gak bayyar gratis kok, menurut orang kesehatan dengan senyum hanyak menggunakan sekitar 18 gerak otot kalo cemberut 32 otot, jadi kalo cemberut sudah capek membutuhkan energi, tampang juga gak enak dilihat hahah. 

3.      
3. Ikhlas beraksi. Nggak usah memikirkan seberapa besar balasannya karena Allah Mahatahu dan Mahaadil. Yang penting lakukan, itu aja. Masih belum bisa ikhlas beramal/berkontribusi? Santai aja. Yang penting elu action aja dulu. Entar juga ikhlas sendiri, apalagi kalau sensasinya udah berasa. Yakin, deh!

Nahh gak terasa deh gue nulis ini, buka untuk gaya-gayaan, atau menyampingkan yang pro Demo dan Kontra kebaikan diatas kebermanfaatan, yang terpenting kita mengeluarkan energi untuk bangsa dan negara ini demi kemajuan kita bersama dan ridho allah selalu menyertai kita.