Dihari yang spesial teruntuk sosok yang
sangat luar biasa, yang telah berjasa besar demi mewujudkan kehidupan yang
lebih baik untuk zuriyat, mengasihi dan menjaga selama 9 bulan dengan keadaan
yang susah payah hanya sekedar menjaga janin, calon insan.Mengasuh tanpa kenal
lelah sampai saat ini, sampai saat tulisan ini kubuat hanya untukmu madrasah
kehidupanku.Semoga kita diselamatkan dari dunia yang dengan penuh fitnah dan
fana ini, semoga allah ta’ala menyelamatkan keluarga kita dari panasnya api
neraka dan mengumpulkan kita didestinasi terakhir yaitu jannahnya.
Segala
puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad, keluarga, para sahabat dan seluruh pengikut mereka dengan baik hingga
hari kiamat
Ibu yang tercinta. Dalam keadaan
apapun semoga Allah swt memberikan umur yang bermanfaat dan diberikan kesehatan
untuk terus melakukan amal dan kebajikan.Kini ambo telah menapaki fase
kekanakan, pubernitas dan insya allah, kedewasa berpikir dan besikap, itu semua sekali lagi tidak lepas berkat bimbingan dan asuhan ibu.
Tiada balasan yang bisa ananda berikan untuk menebus kebaikan Ibu selain doa yang selama ini
kami diajarkan
Allahummaghfirlana wa li waalidainaa, warham huma kamaa
rabbayanaa shighaara dan harapan semoga Allah membalasnya dengan kebaikan
sebanyak-banyaknya.
Karena ananda sering teringat akan
pesan kanjeng Nabi Muhamad saw.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya, “Wahai Rasulullah, amal apakah
yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya”.
Kemudian beliau ditanya apalagi amal yang paling dicintai sesudahnya. Beliau
pun menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua” (HR. Bukhari)
Berbakti kepada bunda paling utama
amalanya nomor dua setelah melaksanakan shalat tepat pada waktunya dan bahkan
nomor urut kedua dosa besar jika ananda membuat kecewa dan menyakiti hatimu .Sampai-sampai Nabi memasukkan dosa
durhaka kepada sebagai dosa besar yang terbesar setelah dosa syirik. Beliau
bersabda, “Maukah kalian kuberitahukan tentang dosa besar yang terbesar?”
Maka para sahabat mengatakan, “Tentu mau wahai Rasulullah”. Maka beliau
mengatakan, “Yaitu mempersekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang
tua.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibunda, putramu telah mendapatkan banyak
pelajaran berharga, ananda bersyukur engkau telah susah payah menyekolahkan
kami ke jenjang yang lebih tinggi, berkumpul dengan kaum intelektual, status
mahasiswa yang banyak diluar sana yang seumuran dengan diriku
mengidam-idamkannya.Engkau memikirkan dan memeras keringat dari biasanya hanya
untuk melihat anakmu yang akan meraih gelar sarjana, jauh lebih baik dari
pendidikanmu. Sungguh
ini semua tidak akan terjadi tanpa pertolongan Allah berkat usaha
dan doa-doa yang kau sisipkan dishalat malammu. Inilah nikmat yang sangat agung.
Ketika kami mengarungi status ini bersama para penuntut ilmu lainnya, ananda dipertemukan dengan cahaya hidayah
dikampus hijau melalui ukhuwah
islamiyah serta lingkungan perkuliahan yang kami pun menemukan
kebenaran. Tentu saja kami bergembira mendapatkannya. Sebagaimana dulu sewaktu
masih kecil aku
sangat senang dimanjakan.
Sungguh tiada kebahagiaan dunia yang melebihi kebahagiaan berjalan di atas
hidayah.
Wahai Amaku, Putramu Ingin Mengadu Kepadamu…
Setelah kami dapatkan ilmu seteguk
demi seteguk, sehelai demi sehelai yang kami goreskan dengan tinta hitam, ternyata hanya tuntutan
pendidikan
yang memaknai hanya
kecerdasan , rutinitas yang membosankan mengejar target IPK, sebagai tuntutan pasar globalisasi
untuk kehidupan yang kompetitif dan survival, pendidikan yang mencetak
robot-robot manggut-manggut.Itu mungkin penilaian hasil observasi pemikiranku,
semoga harapan didoamu tidak seperti itu.
Miniatur kehidupan ada semua dikampus, dengan
heterogennya.Seakan-akan tidak bisa dibendung lagi faham-faham yang banyak
diterima oleh kalangan mahasiswa ini, yang terus menerus dipengaruhi dan
akhirnya terpengaruh. Dan amat disayangkan mahasiswa yang beragama Islam yang sudah tidak paham lagi dengan ajaran agamanya. Mereka meniru
budaya dan pemikiran orang-orang kafir. Akhirnya mereka besar dan tumbuh di
atas nilai-nilai yang jauh dari nafas ajaran Islam.Kini tampak adalah asap dan debu maksiat disertai teriknya kezaliman
yang menyengat dan membakar kepala.
Seiring langkah berjalan, kami
dihadapkan suatu pilihan dijalan yang diridhai Allah.Dakwah namanya Bu.Tugas
setiap muslim untuk saling nasehat menasehati dalam kebenaran, menyeru untuk
kembali kepada Allah SWT dengan cara hikmah dan pelajaran yang baik.Suatu
pekerja yang terbaik dan perkataan yang
layaknya tertulis dalam firman allah swt “dan
siapakah yang lebih baik perkataanya dari pada orang yang menyeru kepada allah
dan mengerjaka kebajikan dan berkata
,”sungguh aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri).(QS:fushilat
41:33).
Semoga pekerjaan yang mulia ini menjadi
tabungan amalku dan untukmu sebagai amalan yang mengalir tiada putus-putusnya.”Jika anak adam meninggal, maka amalanya
terputus kecuali dari tiga prkara, sedekah jariyah(wakaf), ilmu yang
bermanfaat,dan anak shaleh yag berdoa kepadanya”(HR Muslim).
Tidak ada kado serta ucapan dikartu,
hanya doa dan kesugguhan hati kami yang bisa kami berikan, kami tahu pasti
tidak akan tergantikan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya meskipun
diganti oleh apapun didunia ini.Semoga aku bisa menjadi harapan ditengah
gersangnya problematika multi dimensi, menjadi pribadi yang membanggakan
dirimu, bahwa anakmu bisa bermaafaat untuk orang lain ,bangsa dan agama.
Ampuni Ananda jikalau selalu membuat
hatimu terluka, aku sematkan doa-doa ku untukmu untuk menembus kekuranganku
melayanimu, untuk melunasi hutang jiwa ini terhadap seorang anak kepada
Ibu.Ridhoilah anakmu karena ridho allah tergatung ridho orang tua.Doakan lah
aku Ibu agar aku bersemangat menyambung ibadahmu berbekal akal, ilmu dan iman
yang kau ajarkan dahulu.
. Inilah bingkisan untuk Ibu dihari
Senin tepat tanggal 22 desember 2014 dinegeri zamrud khatulistiwa ini sering
disebut Hari Ibu.Walaupun hanya
seremonial waktu, namun bagiku tiap hari-hariku adalah untukmu.Semoga Allah memasukkan kita ke
dalam surga-Nya amin.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar