Berbagai
banyak pengalaman saya mengadakan acara serta mengikuti acara, tidak sedikit
dari manusia frustasi yang mengklaim bahwasanya mereka unggul dari yang lain, pandai
berkomentar sana-sini tiada celah, kritik tiada dasar, mata yang selalu melihat
ketimpangan disana sini.
Bahkan niat baik dari
suatu perbuatan yang impactnya juga akan bermanfaat bagi khalayak, serta merta
dikutuk, dihina dan kata-kata mubazir tak jarang datang silih berganti.Apakah
sebegitu lemahnya kita ?? lemah untuk mengajarkan dan mencontohkan kebaikan,
atau terbatasnya kemampuan kita sehingga suatu yang paling dianggap ringan
permainan lidah yang tidak bertulang, tanpa disadari menyakitkan hati perasaan
saudara kita. Atau tanpa sadar, sudah ada khilaf yang telah saya lakukan. Sebab sebuah
masalah, putus tali persaudaraan, itu tidak baik. Kemanakah ilmu yang pernah
sempat dihirup?? hanya karena hal komunikasi, prasangka buruk kesaudaranya
dikedepankan. Kesalahan orang lain terletak pada mata kita,
tetapi kesalahan kita sendiri terletak di punggung kita. Dan itu
sangat bertolak belakang dengan yang diajarkan. Meskipun, harus ada egoisme dan
kesombongan hati yang harus dikalahkan.saya kira demi menjemput cinta dari
langit dan menebarkannya di bumi perlu keikhlasan hati dalam menyikapi, dan
mengalah dalam artian menang melawan nafsu membalas dan menambah permasalahan.
Semoga orang-orang yang dikirimkan
kekita dan pernah bekerjasama dalam kebaikan. Semuanya adalah cermin. Semuanya
adalah guru bagi kita, karena dari merekalah kita turut belajar tentang
interaksi sosial kemasyrakatan. Dan begitupun, saya berusaha meyakinkan hati
dan diri saya. Bahwa tidak pernah ada penyesalan.Terima kasih untuk semua ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar