4 Mei 2017

“Membangunkan” Indonesia melalui Ekonomi Digital


Perkembangan Ekonomi Digital Indonesia

Di era dengan penuh digital, perkembangan seluruh bidang begitu sangat cepat, karena informasi dan kemudahan yang ditawarkan. Saat ini Indonesia yang merupakan salah satu negara besar dengan populasi ketiga di dunia dengan masyarakatnya yang terbuka dengan teknologi dan inovasi, dapat dilihat dari banyaknya pengguna internet yang menurut data laporan dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet  Indonesia (APJII) dan Pusat Penelitian Studi Komunikasi di Universitas Indonesia, menyatakan bahwa pada akhir tahun 2014 saja , Indonesia sudah memiliki 88,7 juta pengguna internet.  

Bahkan setiap bulannya kalangan menengah masyrakat Indonesia ada pengeluaran kebutuhan yang sangat penting, yang salah satunya dengan diselipkan dana untuk membeli kuota paket internet, karena memang sudah zamannya bahwa milenium ke tiga ini adalah era internet, karena kini tak bisa lagi dilepaskan dari kehidupan sehari hari manusia di alam ini. Teknologi internet telah mempengaruhi seluruh aspek baik individu maupun interaktifitas kehidupan manusia dengan manusia lainnya , mulai dari cara berbisnis, berkomunikasi dan bersosialisasi.

Beberapa dekade lalu internet hanya dimanfaatkan sebagai sarana mencari informasi (browsing) dan surat menyurat (email). Dalam perkembangan selanjutnya yang ditemani dengan dengan perkembangan telepon genggam pintar (smartphone) dengan booming media sosial bagi pengguna internet, tren media sosial sangat populer dikalangan kelas menengah yang dianggap sebagian pelaku bisnis sebagai fenomena positif.

Kesempatan emas yang didepan mata bahwa peluang ekonomi digital sangat prospek dan mempunyai potensi yang besar yang tak dimiliki oleh semua negara. Lihat saja dengan potensi besar jumlah penduduk Indonesia yang menjadi berkah tersendiri, baik sebagai tenaga kerja untuk menopang perekonomian maupun sebagai pasar. Lebih dari itu, e-costumer Indonesia adalah yang paling menjanjikan di dunia. Data Statistik yang diperoleh, setengah dari total 250 juta populasinya adalah anak muda dibawah usia 30 tahun.

Semua data diatas adalah potensi pasar, namun sejatinya dapat dilihat sampai mana perkembangan ekonomi digital di Indonesia , apakah Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam ekonomi digital yang berupa penciptaan teknologi itu sendiri. Bagaimana para tenaga kreatif Indonesia merespon perkembangan potensi pasar? sebanyak apa starup yang diciptakan anak-anak Indonesia?

Gojek sebagai startup di bidang moda transportasi berbasis online , Traveloka yang fokus pada penyediaan pelayanan tiket dan hotel, Paytren yang didirikan Ustad Yusuf  Mansur sebagai aplikasi bayar-bayar segala bentuk pembayaran, Bukalapak , Tokopedia yang fokus pada penyedia jual beli barang yang menampung seluruh UKM seluruh Indonesia, adalah contoh dari beberapa karya karya anak bangsa dalam ekonomi digital, pertumbuhan pertumbuhan startup buatan anak bangsa sudah mulai dilirik oleh investor, berbicara mengenai industri ini memang tidak semata membicarakan jual beli barang dan jasa via internet, tetapi ada industri lain yang terhubung di dalamnya, seperti penyedian jasa layanan antar  atau logistik , provider telekomunikasi, produsen perangkat pintar dan lain-lain. Hal ini membuat industri e-commerrce di Indonesia harus dikawal agar mampu mendorong laju perekonomian nasional.

Sementara itu, pemerintahan Indonesia dibawah kendali Bapak Presiden Joko Widodo berkeinginan menempatkan Indonesia sebagai Negara Ekonomi Digital , ini disampaikan ketika Presiden berkunjung ke Sillicon Valley, ia melihat bahwa ekonomi digital adalah ekonomi masa depan dan ingin sektor ini tumbuh pesat pada tahun-tahun mendatang. Tak tanggung-tanggung menargetkan 1000 technopreneur baru pada tahun 2020.

Jika pemerintah ingin serius sektor ini berkembang , langkah-langkah yang biasa saja tidak cukup apalagi hanya sekedar menargetkan yang fantastis, namun perlu juga berbagai terobosan dalam hal regulasi dan pembangunan infrastruktur digital,

Pada 2017, Indonesia dalam angka pembangunan infrastruktur jaringan di Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN). Riset dari We Are Social dan Hootsuite memberikan angka indeks 40,41 dari skor maksimal 100 untuk pembangunan infrastruktur jaringan dan telekomunikasi di Indonesia. Sementara Singapura menjadi negara paling maju infrasktukturnya di kawasan Asia Tenggara dengan indeks 76,43 dan cukup jauh meninggalkan negara ASEAN lainnya. Selanjutnya Malaysia berada di posisi kedua dengan indeks 53,11. 

Dapat dikatakan  dua faktor diatas  perlu menjadi perhatian, agar tidak terjadi hal yang sebelumnya terjadi secara teknis di masyarakat seperti keributan yang terjadi seputar moda transportasi konventional versus yang berbasis aplikasi contoh nyata bagaimana perlunya regulasi yang jelas dan juga infrastruktur yang harus menyeluruh wilayah indonesia.

Dengan pertumbuhan bisnis online dan harapan perkembangan ekonomi digital Indonesia semakin pesat , sehingga masyarakat Indonesia akan mendapatkan manfaat positif dalam perekonomian seperti pertumbuhan kesejahteraaan, pertumbuhan lapangan pekerjaan dan lain-lain. Dengan demikian Indonesia tidak lagi sekedar menjadi target pasar bisnis internasional , tetapi sebaliknya menjadi raja dirumah sendiri dan mampu menjangkau hingga luar negeri.
#datablog