Perkembangan
Ekonomi Digital Indonesia
Di
era dengan penuh digital, perkembangan seluruh bidang begitu sangat cepat,
karena informasi dan kemudahan yang ditawarkan. Saat ini Indonesia yang
merupakan salah satu negara besar dengan populasi ketiga di dunia dengan
masyarakatnya yang terbuka dengan teknologi dan inovasi, dapat dilihat dari
banyaknya pengguna internet yang menurut data laporan dari Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) dan Pusat Penelitian Studi Komunikasi di Universitas Indonesia,
menyatakan bahwa pada akhir tahun 2014 saja , Indonesia sudah memiliki 88,7
juta pengguna internet.
Bahkan
setiap bulannya kalangan menengah masyrakat Indonesia ada pengeluaran kebutuhan
yang sangat penting, yang salah satunya dengan diselipkan dana untuk membeli kuota
paket internet, karena memang sudah zamannya bahwa milenium ke tiga ini adalah
era internet, karena kini tak bisa lagi dilepaskan dari kehidupan sehari hari
manusia di alam ini. Teknologi internet telah mempengaruhi seluruh aspek baik
individu maupun interaktifitas kehidupan manusia dengan manusia lainnya , mulai
dari cara berbisnis, berkomunikasi dan bersosialisasi.
Beberapa
dekade lalu internet hanya dimanfaatkan sebagai sarana mencari informasi (browsing) dan surat menyurat (email). Dalam perkembangan selanjutnya
yang ditemani dengan dengan perkembangan telepon genggam pintar (smartphone) dengan booming media sosial bagi pengguna internet, tren media sosial
sangat populer dikalangan kelas menengah yang dianggap sebagian pelaku bisnis
sebagai fenomena positif.
Kesempatan
emas yang didepan mata bahwa peluang ekonomi digital sangat prospek dan
mempunyai potensi yang besar yang tak dimiliki oleh semua negara. Lihat saja
dengan potensi besar jumlah penduduk Indonesia yang menjadi berkah tersendiri,
baik sebagai tenaga kerja untuk menopang perekonomian maupun sebagai pasar.
Lebih dari itu, e-costumer Indonesia adalah yang paling menjanjikan di dunia. Data Statistik yang diperoleh, setengah dari total 250 juta populasinya adalah anak
muda dibawah usia 30 tahun.
Semua
data diatas adalah potensi pasar, namun sejatinya dapat dilihat sampai mana perkembangan
ekonomi digital di Indonesia , apakah Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam
ekonomi digital yang berupa penciptaan teknologi itu sendiri. Bagaimana para
tenaga kreatif Indonesia merespon perkembangan potensi pasar? sebanyak apa starup yang diciptakan anak-anak Indonesia?
Gojek
sebagai startup di bidang moda transportasi berbasis online , Traveloka yang
fokus pada penyediaan pelayanan tiket dan hotel, Paytren yang didirikan Ustad Yusuf
Mansur sebagai aplikasi bayar-bayar
segala bentuk pembayaran, Bukalapak , Tokopedia yang fokus pada penyedia jual
beli barang yang menampung seluruh UKM seluruh Indonesia, adalah contoh dari
beberapa karya karya anak bangsa dalam ekonomi digital, pertumbuhan pertumbuhan
startup buatan anak bangsa sudah
mulai dilirik oleh investor, berbicara mengenai industri ini memang tidak
semata membicarakan jual beli barang dan jasa via internet, tetapi ada industri
lain yang terhubung di dalamnya, seperti penyedian jasa layanan antar atau logistik , provider telekomunikasi,
produsen perangkat pintar dan lain-lain. Hal ini membuat industri e-commerrce
di Indonesia harus dikawal agar mampu mendorong laju perekonomian nasional.
Sementara
itu, pemerintahan Indonesia dibawah kendali Bapak Presiden Joko Widodo
berkeinginan menempatkan Indonesia sebagai Negara Ekonomi Digital , ini
disampaikan ketika Presiden berkunjung ke Sillicon Valley, ia melihat bahwa
ekonomi digital adalah ekonomi masa depan dan ingin sektor ini tumbuh pesat
pada tahun-tahun mendatang. Tak tanggung-tanggung menargetkan 1000 technopreneur baru pada tahun 2020.
Jika
pemerintah ingin serius sektor ini berkembang , langkah-langkah yang biasa saja
tidak cukup apalagi hanya sekedar menargetkan yang fantastis, namun perlu juga
berbagai terobosan dalam hal regulasi dan pembangunan infrastruktur digital,
Pada
2017, Indonesia dalam angka pembangunan infrastruktur jaringan di Indonesia
masih tertinggal dibanding negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN). Riset dari
We Are Social dan Hootsuite memberikan angka indeks 40,41 dari skor maksimal
100 untuk pembangunan infrastruktur jaringan dan telekomunikasi di Indonesia.
Sementara Singapura menjadi negara paling maju infrasktukturnya di kawasan Asia
Tenggara dengan indeks 76,43 dan cukup jauh meninggalkan negara ASEAN
lainnya. Selanjutnya Malaysia berada di posisi kedua dengan indeks 53,11.
Dapat
dikatakan dua faktor
diatas perlu menjadi perhatian, agar
tidak terjadi hal yang sebelumnya terjadi secara teknis di masyarakat seperti keributan
yang terjadi seputar moda transportasi konventional versus yang berbasis
aplikasi contoh nyata bagaimana perlunya regulasi yang jelas dan juga
infrastruktur yang harus menyeluruh wilayah indonesia.
Dengan
pertumbuhan bisnis online dan harapan perkembangan ekonomi digital Indonesia
semakin pesat , sehingga masyarakat Indonesia akan mendapatkan manfaat positif
dalam perekonomian seperti pertumbuhan kesejahteraaan, pertumbuhan lapangan
pekerjaan dan lain-lain. Dengan demikian Indonesia tidak lagi sekedar menjadi target
pasar bisnis internasional , tetapi sebaliknya menjadi raja dirumah sendiri dan
mampu menjangkau hingga luar negeri.
#datablog
#datablog